Puisi

Puisi cinta, senandung ungkaPan hati dari Penulisnya dari rasa bahagia, sedih, bangga serta ketululusan dalam melihat realita kehiduPan disekitarnya.

Tuesday, December 19, 2006

First Love

Harapan tinggal harapan setiap purnama
Yang mengusik mimpi panjang
Setitik cahaya tak pernah tiba
Memberi tanda ke mana arahnya

Gadis itu selalu menanti
Cintanya yang pertama datang kembali
Agar dapat terungkap yang ada dihati
Tak mau disimpannya sendiri

Sampai kapan gadis itu disini
Mengharap, nenunggu, menanti
Tak bosankah ia lakoni ? Tak ada sesal dan pedihkah ?
Walau hatinya berdarah berulang kali

Orang lain mungkin takkan mengerti
Orang lain mungkin tak bisa memahami
Tapi ia tak mau membohongi hati
Bila cinta itu masih bersemi disini

Walau 1001 datang menawari cinta
Ia tak bisa beranjak pergi
Walau ia tak berharap banyak lagi
Ia setia disini, suata saat nanti
Cinta itu datang sendiri....

By. Dwi Maya Utari, 10 Desember 2006
Buat yang masih jomblo karena patah hati…
Ayo pergi ngecenk cari cowok lagi…..

KEKASIH HATI

Tergambar diatap samar kutatap
Parasmu jaka di bumi lenyap
Mengiringi jiwa melonggok nurani kerap

Laju menggores kertasku ini
Dalam imaji engkau menemani
Lewat senyummu mengisi sepi

Sejenak kutanya engkau dalam lamunanku….
Mungkinkah rindu ini engkau tahu ?
Semoga engkau belum terpejam
Dan semoga engkau tengah tenggelam dalam ilusi tengah malam..

Andaipun engkau tengah bermimpi
Mimpikanlah tentang matahari pagi
Agar esok kita berseri di lengkung pelangi….


Cileduq, April 30, 1997 …..00.13 WIB
By. Dwi Maya Utari


Puisi ini aku tulis buat mantan pacar yang sekarang jadi suamiku……Puisi ini aku tulis saat cinta kami masih hijau , semoga bertambah dewasa cinta itu makin matang dan tidak membusuk agar tidak mati….

Semangat di tubuh renta

Tubuh kurus dan renta
Mata sayu menanggung beban hidup
Kulitnya keriput sudah
Termakan usia dan terbakar cuaca

Kaki terasa letih untuk terus berjalan
Tangan terasa panas terus mendorong gerobak tua
Kantuk tak tertahan disela waktu istirahat
Ditepian hujan petir dan panas tak tertahan

Sambil berjalan bapak tua melamun
Mengapa hidup begitu berat diusianya
Kadang saat penat dan putus asa menghampiri diri
Hati teriak, berontak dimana keadilan baginya

Lalu tersadar.. tubuhku boleh tua dan renta
Tapi semangat hidupku mengalahkan yang muda
Keyakinan bahwa Tuhan tidak meninggalkan hamba-Nya
Yang mau berusaha dan tetap berdoa hingga tiba waktunya

Bapak tua masih terus melangkah
Dia masih harus berjuang
Demi senyum istri, anak dan cucunya
Setia menanti dirumah berharap hidup kan berubah….

Serpong, 10 Desember 2006
By. Dwi Maya Utari

Syukur nikmatMu

Bertahun-tahun kulalui bersama belahan jiwa
Banyak senyum dan air mata
Hidup terasa lengkap ditengah canda dan riang
Ke empat buat cinta kita….

Apa yang harus kusesali…..?
Apa yang harus tak kusyukuri…..?
Berlimpah nikmat t’lah kudapati
Mengapa aku kadang masih tak berpuas diri

Maafkan, ampuni aku ya Rabbi…
Usahaku tuk mencapai RidhoMu belum sebanding dengan nikmatMu
Jauh dilubuk hati masih ada ruang hampa
Yang merindukan setetes cinta suciMu untuk diriku

Tunjukkan kasih dan sayangmMu ya Rabbi…..
Ijinkan syukur ini menggetarkan pembuluh pembuluh darahku
Aku rindu ya Rabbi…… aku rindu….

Air mata selalu ada jika kuingat dosaku
Namun egoku pun selalu muncul saat bahagia menghampiriku
Setan berkuasa sudah jika aku terlupa mengingatmu….

Kumohon jangan pernah tingggalkanku
Sekali lagi pintaku terimalah taubat sebelum datang maut.
Berilah rahmat saat datang maut,
Dan ampunan setelah datang maut……. Amin …..


Semoga kita senantiasa menjadi hamba yang tidak kufur nikmat
By Manyul 101206

Sunday, December 10, 2006

Poligami

Antara dua hati saling menikam
Melengus dan memuntahkan
kesempurnaan nafsu birahi

Kala peradaban memuncak
Ada ketiadaan kematangan hidup
Terdahului kebejatan nyata


Serpong, 9 Desember 2006
By. Satria Gunung

AKU

Adalah sesuatu yang
mempunyai batas siang dan malam
berputar dalam berputar
berusaha membuat jurang
bergerak menuju pemberhentian

Selalu
menasehati dan dinasehati
memuja dan menerjang
ada dan tiada
nafsu

by. Satria Gunung
18 November 2006

Puisi ini aku tulis saat malam dengan kantuk yang begitu hebat karena pada siang hari ada kegiatan yang banyak mengeluarkan energi. Sehingga lahirlah tulisan ini.

Sunday, December 03, 2006

~ RAGU (akan kekutan cinta) ~

Lelah rasanya selalu berada pada satu titik yang tidak jelas…
Suatu titik dimana kita slalu terpuruk dan sulit untuk bangkit…
Mungkin benar juga, sesungguhnya pada titik tersebut adalah kedekatan kita dengan Kekasih kita …

Kekasih yang selalu mencintai kita…
Kekasih yang selalu ada untuk kita ….
Kekasih yang selalu kuat untuk menyangga kita…

Namun, kita selalu mendustai cinta Kekasih kita…
Selalu melupakannya dan mengantikanya dengan sesuatu yang fana…
Kelelahan akan kesalahan ini sudah tidak tertahankan…
Kelelahan akan kelemahan ini sudah mulai membosankan
Kelelahan akan kebodohan ini sudah tidak mungkin lagi dihilangkan

Aku lelah akan semua ketidak jelasan ini…
Aku lelah selalu mencoba dan tersakiti
Aku lelah untuk bangkit dan jatuh kembali
Duhai Kekasihku….Peluklah aku dengan cintaMu
Jangan Kau biarkan Kebodohan dan Kenaifan menyelimuti duniaku..

Dekaplah aku dalam kekuatan CintaMu….
Aku tidak ingin mendustai CintaMu…
tapi terkadang aku juga tidak mampu untuk menampik sepercik keindahan dari Keindahan yang Kau ciptakan….

Aku selalu terbuai dengan keindahan palsu itu…
Keindahan yang tidak kekal..
Mimpi…hanya sebuah mimpi


Australia, 05 December 2006
By. S Masyitah (F I L)

Ketika Aku Pulang

Ketika Aku Pulang
Ada darah menempel di dadaku
Aku basuh.., usap.. dan keringkan....

Ketika aku pulang
Ada tai menempel di celanaku
Aku basuh..., usap.... dan keringkan

Rumah tidak lagi bisa mengalir di darahku
Rumah tidak lagi bisa menampung taiku

  • Hai nuraniku......
    Hai saudaraku....
    Hai penguasa negeriku......
    Aku rindu......

Ketika aku pulang
Tak ada lagi darah di dadaku
dan tak ada lagi tai dicelanaku.....

By. Satria Gunung
Mengingat kejadian gempa Yogyakarta dan nagih janji seorang pemimpin bangsa (bukan ngemis).