Taubatkah (aku)?
Kaki-kakiku kesemutan
Kaki-kakiku tak lagi banyak berperan
Kaki-kakiku hidup di awang-awang
Kaki-kakiku mulai kebal perasaan
Debar nadiku penuh keraguan
Dan aku belajar berkuasa
Menindas rasa kesewenangan
Menebar kerakusan dunia
Duniaku berhenti berputar sebentar
Hampir tanpa denyut darah
Kesombonganku memusnahkan khusu’ku
Tanpa pasrah dan keikhlasan
Apa arti setengah dari waktu
Untuk menelusuri kembali jalanku
Untuk memanggil rasa kembali
Untuk mendendangkan nama-Mu
Secuil mulutku bisa merubah dunia
Dunia yang sesak dengan asap khufur
Kealpaan sempurna pada Pencipta
Secuil mulutku bisa merubah nada
Nadi jalan gerak hidup langkahku
Mematri hati dengan sifat-Mu
Jakarta, 20 Januari 2007
By. Satria gunung
Kaki-kakiku tak lagi banyak berperan
Kaki-kakiku hidup di awang-awang
Kaki-kakiku mulai kebal perasaan
Debar nadiku penuh keraguan
Dan aku belajar berkuasa
Menindas rasa kesewenangan
Menebar kerakusan dunia
Duniaku berhenti berputar sebentar
Hampir tanpa denyut darah
Kesombonganku memusnahkan khusu’ku
Tanpa pasrah dan keikhlasan
Apa arti setengah dari waktu
Untuk menelusuri kembali jalanku
Untuk memanggil rasa kembali
Untuk mendendangkan nama-Mu
Secuil mulutku bisa merubah dunia
Dunia yang sesak dengan asap khufur
Kealpaan sempurna pada Pencipta
Secuil mulutku bisa merubah nada
Nadi jalan gerak hidup langkahku
Mematri hati dengan sifat-Mu
Jakarta, 20 Januari 2007
By. Satria gunung
1 Comments:
At 12:00 AM,
Satria Gungung said…
Lumayannnn buat permulaan...
Post a Comment
<< Home